EVALUASI FAKTOR ORGANISASI DALAM UPAYA PENINGKATAN PERFORMA SISTEM INFORMASI KESEHATAN : STUDI KASUS MUTU KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS PASIEN APPENDISITIS AKUT DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.18196/jmmr.v4i2.210Keywords:
sistem informasi kesehatan, faktor organisasi, rekam medisAbstract
Latar belakang:. Sistem informasi yang baik akan berguna dalam memajukan sistem kesehatan lokal. Rekam medis merupakan bagian dalam sistem informasi rumah sakit. Menjadi sangat penting dalam dunia kesehatan karena sistem informasi rumah sakit akan memberikan data untuk menentukan keputusan guna meningkatkan kualitas pelayanan. Mutu kelengkapan rekam medis sebagai salah satu sistem informasi kesehatan masih banyak mengalami kekurangan karena berbagai macam kendala. Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengevaluasi faktor organisasi dalam unit rekam medis dalam upaya peningkatan performa sistem informasi kesehatan.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan pendekatan mix method. Tujuannya adalah untuk mengetahui tentang faktor organisasi dalam unit sebagai bagian dari sistem informasi kesehatan.
Hasil : Konsep peningkatan mutu kelengkapan rekam medis di RS ini sudah cukup baik. Namun, dari segi pelaksanaannya masih terdapat banyak kendala, seperti SDM kurang, proses sosialisasi tidak efisien, belum bekerjanya panitia sesuai tupoksi dan belum rutinnya proses pelaporan indikator mutu kepada direksi, serta belum adanya tindak lanjut dari direksi kepada dokter yang belum bisa lengkap dalam pengisian rekam medis.
Kesimpulan : Konsep peningkatan mutu sebenarnya sudah tertanam dalam proses rumah sakit ini, tetapi dalam pelaksanaannya konsep ini masih menemui banyak permasalahan. Perlu kerja yang lebih keras lagi dari staf rekam medis, panitia rekam medis, panitia penjamin mutu, dan direksi dalam bersama-sama meningkatkan mutu kelengkapan rekam medis supaya lebih terintegrasi.
References
Aqil, A., Lippeveld, Theo., Hozumi,Dairiku. 2009. PRISM framework: a paradigm shift for designing, strengthening and evaluating routine health information systems. Oxford University Press in association with The London School of Hygiene and Tropical MedicineUU no 36 tahun 2009.
Bahiyah, Nurul. 2010. Sistem Informasi Rekam Medis Rumah Sakit KIA PKU Muhammadiyah Kotagede. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga.
Djasri, Hanevi. 2006. Penerapan Clinical Governance Melalui ISO 9000:Studi Kasus Di Dua RSUD Provinsi JATIM. Yogyakarta : FK UGM Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan.Gunawan, Ketut. 2001. Kualitas Layanan dan Loyalitas Pasien (studi pada Rumah sakit Umum swasta di
Kota Singaraja-Bali). Bali: Jurnal manajemen dan Kewirausahaan Vol.13, No.1.
Hanafiah, J., Amir, A. 2008.”Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan” edisi keempat. Jakarta:EGC
Logan, JR., Paul, Gorman., MD, blackford middleton, MD, MPH, MSc. 2001. Measuring the Quality of Medical Records: Method for Comparing Completeness and Correctness of Clinical Encounter Data: Review Literature and Arts Of The Americas, pp 408-412, Hillsboro, Oregon.
Permenkes No.377 tahun 2007 tentang Standar Profesi Perekam medis dan Informasi Kesehatan.Jakarta.
Sale, Diana. 2005. Understanding Clinical Governance and Quality Assurance. New York: Palgrave Macmillan.
Sam, Fitriani. 2012. “Thesis:Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu rekam medis pasien rawat inap di RSUD Anuntaloko Parigi”. Program
Pascasarjana Fakultas Kedokteran UGM. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat:UGM
Suhartanto. 2007. “Sistem Informasi Rekam Medis di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul”, diakses di http://elibrary.apikescm.ac.id/pdf/ringkasan.pdf, pada tanggal 24 September 2015.
Sumbodo, Edi. (2005). Kelengkapan Pengisian Rekam medis rawat inap dan pertanggungjawabannya secara hukum di RSUD Kota Yogyakarta, Tesis, Program Pascasarjana IKM UGM, Yogyakarta.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2015 JMMR (Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NoDerivatives 4.0 International License.